Seni Ukiran Pada Rumah Adat Minangkabau

Seni ukiran di minangkabau sumbar memiliki peranan yang cukup penting.
Seni Ukiran Rumah Adat Minangkabau
Rumah Gadang

Seni ukiran merupakan salah satu dari ragam budaya Indonesia. Seni ukiran merupakan sebuah gambaran hiasan dengan berbentuk cekungan dan beberapa bagian lagi berbentuk cembung. Pola yang berbentuk cekungan dan cembung ini membentuk satu kesatuan menjadi suatu gambar yang sangat indah, boleh di bilang ukiran ini mirib dengan gambar 3 dimensi.



Jenis ukiran Yang paling terkenal di indonesia bahkan di dunia salah satunya yaitu ukiran khas jepara jawa tengah. Sebetulnya seni ukiran Indonesia tak hanya ada di jepara atau pulau jawa saja. Tetapi di beberapa daerah lain juga terdapat seni ukiran. Seperti seni ukiran kalimantan, toraja sulawesi, ukiran suku asmat yang ada di papua bahkan di sumatra barat juga terdapat seni ukiran yang menjadi bagian dari kebudayaan Indonesia.


Kali ini kita akan mengulas tentang ragam ukiran yang ada di sumatra barat sebagai bagian dari kebudayaan minangkabau. Seni ukiran di Minangkabau (sumbar) memiliki peranan yang cukup penting. Tidak hanya sebagai suatu bentuk karya seni saja tetapi terdapat nilai-nilai filosofi di dalamnya. Hal ini bisa di buktikan dan kita lihat pada ukiran dinding rumah adat Minangkabau (sumbar).

Dinding rumah Gadang (rumah tradisional sumatra barat) terdapat ukiran pada setiap sisinya. Ukiran yang ada pada setiap dinding bagunan rumah Gadang ini memiliki filosofi masing-masing. Kebudayaan Minangkabau itu memang tinggi akan nilai-nilai filosofi dan falsafah.

Banyaknya Falsafah dan Filosofi dalam kebudayaan minang juga ikut di tuangkan kedalam bentuk karya seni. Salah satunya ikut di tuangkan kedalam bentuk seni ukiran. Jenis motif-motif dari seni ukiran minang terdapat makna tersirat berupa ungkapan adat atau pepatah petitih sebagai pangkal tolak renungan dari seni ukir Minangkabau.

Filosofi Rumah Gadang secara menyeluruh


Ukiran Pada Rumah Adat Minangkabau
Rumah Gadang

"Rumah Gadang Basa batuah, tiang banamo kato hakiki, pintu banamo dalil kiasan, banduanyo sambah manyambah, bajanjang naiak batanggo turun, dindiangnyo panutuik malu, biliaknyo aluang bunian".

Dari ungkapan diatas bisa kita pahami dan artikan bahwa fung­si dari Rumah Gadang, mencakup bagian secara keseluruhan ke­hi­dupan keseharian orang Minangkabau. Baik sebagai tem­pat kediaman keluarga dan me­rawat keluarga. Termasuk pula sebagai pusat melaksana­kan ber­bagai upacara, sebagai tem­pat ting­gal bersama keluarga.

Bahkan di­atur pula tempat perempuan yang sudah berkeluarga dan yang be­lum. Rumah Gadang memiliki fungsi sebagai tempat bermufakat. Ru­mah Gadang juga merupa­kan bangun­an pusat dari seluruh ang­gota ka­um dalam membicarakan berbagai hal dalam sebuah suku, kaum maupun nagari.

Setiap hal yang menyangkut kehidupan masyarakat minang memang selalu memiliki falsafah masing-masing. Tak terkecuali ukiran yang terdapat pada dinding rumah gadang juga terdapat nilai falsafah yang bisa kita lihat pada bagian:


  1. Ukiran pada Lingkungan Anjuang Rumah Gadang. (Bagian tertinggi dari rumah gadang)
  2. Ukiran pada Badan Rumah.
  3. Ukiran pada bagian spesifik lainya dari Rumah Gadang. (Seperti pada list dinding, pada rangkiang, pada bagian paling bawah dari rumah dan lainya)


Contoh falsafah yang terdapat dalam ukiran Rumah Gadang diantaranya.


Seni Ukiran Rumah Adat Minangkabau
Ukiran Rumah Gadang


“syarak mangato, adat mamakai, alam takambang jadi guru”.

Dalam hal ini akal dan budi, keluasan perasaan budi sangat berperan dalam hidup.

“manusia tahan kieh, binatang tahan lacuik, kilek baliung alah ka kaki, kilek kaco alah kamuko, tagisia lah labiah bak kanai, tasinggung labiah bak jadi”. 

Pepatah tersebut menuntut kearifan dan kebijaksanaan manusia dalam berkata bertindak dan bekerja. Sehingga disebut pula dalam adat.

“nan bagarih babalabeh” 

Sebagai hasil kearifan dan bijaksanaan.

Pada umumnya jenis motif ukiran yang di pakai di Minang yaitu lebih kepada jenis motif tumbuh-tumbuhan dan hewan. Sesuai dengan falsafah Minangkabau "Alam Takambang Jadi Guru" maksudnya Alam adalah guru bagi orang minang, segala sesuatu yang terdapat di alam bisa kita ambil sebagai pembelajaran dalam kehidupan untuk menuju arah yang lebih baik. Contoh jenis Motif ukiran sumatra barat itu diantaranya:


  • Motif Kaluak paku
  • Motif Pucuak rabuang
  • Motif Itiak pulang patang
  • Motif Aka barayun
  • Motif Bada mudiak
  • Morif Buah palo
  • Motif Lumuik anyuik 
  • Motif Siriah gadang
  • Motif Kijang balari
  • Motif Limpapeh
  • Dsb.


Bagi kamu yang ingin tau lebih banyak tentang jenis ukiran tradisional minangkabau. Kamu bisa berkunjung ke daerah kabupaten tanah datar sumatra barat tepatnya di daerah pandai sikek. Disana masih bertahan hingga saat ini sentral ukiran khas minangkabau yaitu galery ukiran bapak Umar Chan yang sudah berdiri sejak tahun 1990.

Seperti yang sudah pernah kita bahas sebelumnya di daerah pandai sikek ini juga terdapat pusat tenun songket khas minangkabau. Kabupaten tanah datar sumatra barat boleh di bilang sebagai pusat budaya minangkabau. Karena di Tanah Datar banyak terdapat jejak historis tentang kebudayaan minang yang di lestarikan hingga saat ini.

Ragam hias yang terdapat di Minangkabau mempunyai keindahan dan arti yang khusus. Kehadiran budaya dan kesenian termasuk seni ukir tidak hanya berdasarkan dari keindahan saja. Tetapi juga mempunyai nilai-nilai pendidikan dan cermin keakraban hubungan antara manusia dengan manusia juga antara manusia dengan alam.