8 Letusan Dahsyat Gunung Api Di Dunia Yang Mampu Merubah Peradaban
Sejarah telah mencatat sudah banyak letusan besar Gunung Api dan mengerikan yang terjadi di berbagai negara
Gunung Krakatau |
Sejarah telah mencatat sudah banyak letusan besar Gunung Api dan mengerikan yang terjadi di berbagai negara. Gunung merupakan salah satu faktor penting dalam keseimbangan alam ini. Tapi Gunung juga bisa menjadi bencana alam yang paling mengerikan.
Setiap bencana alam itu terjadi mengakibatkan ratusan, bahkan ribuan jiwa meninggal dunia, sekaligus menyebabkan kerusakan yang luar biasa. Bahkan sejarah juga mencatat letusan gunung api juga mengakibatkan punahnya suatu peradaban. Berikut ini adalah 8 gunung berapi dengan letusan paling dahsyat. Sungguh kuasa Allah diatas segalanya.
Sejarah gunung Krakatau yang membuatnya terkenal di dunia berawal pada tanggal 25 Agustus dimana aktivitas vulkaniknya mulai naik dan mulai memasuki fase paroksimal keesokan harinya pukul 13:00. Satu jam setelahnya, abu hitam dengan tinggi 17 mil dapat dilihat oleh para pengamat dan ledakan selalu terdengar setiap sepuluh menit sekali.
Pada saat itu juga kapal-kapal yang berlayar dan masuk dalam area 20 km dari Krakatu mulai terkena hujan abu tebal diiringi potongan batu apung berdiameter 10 cm di dek kapal mereka. Malamnya, sebuah Tsunami kecil terjadi di pesisir pulau Jawa dan Sumatera sebanyak dua kali meskipun kedua pulau ini terletak 40 km dari Krakatau.
Letusan besar terjadi di pagi pada 27 Agustus pukul 05:30 dan 06:44, kemudian berlanjut lagi pada pukul 10:02 dan 10:41. Letusan pertama terjadi di Perboewatan dan menimbulkan tsunami di Teluk Botong. Letusan kedua menyebabkan sebuah tsunami dari arah timur dan barat Danan.
Letusan yang ketiga terdengar hingga Perth, Australia dan Rodrigues, Mauritius. Penduduk sekitar mengira itu adalah suara dari meriam yang ditembakkan oleh salah satu kapal terdekat. Ledakan ketiga tadi diperkiran memiliki kekuatan yang sama dengan 200 megaton TNT.
Ledakan terakhir meruntuhkan setengah bagian Rakata dan menjadi pemicu ledakan besar terakhir yang memancar dengan kecepatan 1.086 km/j dan begitu kuat hingga dapat memecahkan gendang telinga. Gelombang kejut yang terjadi karena letusan ini tercatat di seluruh dunia sebanyak tiga kali, mencatat letusan gunung Krakatau sebagai salah satu letusan gunung yang paling besar di dunia.
Gunung strato vulkanik yang berada di pulau Sumbawa. Bagi dunia internasional, Tambora adalah ikon terbesar untuk melihat dan mempelajari dampak perubahan iklim akibat erupsi terbesar yang pernah dicatat di dunia.
Pada tanggal 10 April 1815 Tambora meletus secara dahsyat dan mengeluarkan material yang tercatat sebagai letusan terbesar yang pernah terjadi di dunia. Akibat letusan ini tahun 1816 tercatat sebagai “tahun tanpa musim panas” di Eropa dan Amerika Utara, akibat debu dan partikel vulkanik yang terlempar ke lapisan atmosfer menghalangi cahaya matahari.
Letusan ini telah menimbulkan anomali temperatur global, hingga temperatur turun sekitar tiga derajat celcius (pendinginan global) dan menghancurkan panenan dan menimbulkan kelaparan besar di berbagai negara, termasuk Amerika Utara, Tiongkok, India dan Eropa. Dampak lanjutan erupsi Tambora dan telah menyebabkan penyebaran penyakit tipus dan disentri yang dipercaya telah merenggut korban jiwa di Eropa hingga 200 ribu orang pada periode 1816-1819.
Salah satu catatan penting letusan Tambora yang menjadi referensi sejarah adalah History of Java, buku yang ditulis oleh Sir Thomas Stamford Raffles Gubernur Jendral Inggris di Jawa saat itu. Raffles mengumpulkan berbagai informasi dari para pedagang, peneliti dan armada militer Inggris yang saat itu berada di nusantara.
Dari catatan tersebut, para peneliti kemudian melakukan kalkulasi jumlah korban jiwa letusan Tambora. Zollinger (1855), peneliti yang menghabiskan berapa bulan studi di Sumbawa pasca letusan, menyebutkan korban jiwa langsung letusan Tambora adalah 10.000 orang, ditambah 38.000 lainnya meninggal akibat kelaparan di Sumbawa dan 10.000 lainnya di pulau Lombok.
Tanguy et al (1998) menganalisis angka kematian langsung letusan Tambora sekitar 11.000 dan 49.000 korban lain akibat kelaparan termasuk kelaparan yang terjadi di Bali dan Jawa Timur. Sedangkan Oppenheimer (2003) menyebutkan total kematian akibat bencana Tambora adalah 71.000.
Santorini merupakan kelompok bundar pulau gunung berapi di Laut Aegea, terletak 200 km dari daratan Yunani. Pulau ini merupakan kelompok Kepulauan Cyclades. Pulau ini memiliki luas wilayah 73 km² dan populasi 13.600 jiwa (2001). Pulau ini dikenal karena sektor pariwisata dan industri wine-nya. Santorini juga memiliki beberapa situs bersejarah dan dulunya merupakan salah satu pusat peradaban yang penting.
Batuan cair menggelegak panas di bawah pulau gunung berapi Santorini, di Laut Aegea, Yunani, tempat di mana salah satu erupsi gunung berapi terdahsyat di Bumi terjadi, dalam kurun waktu 10.000 tahun.
Letusan itu terjadi sekitar 3.600 tahun lalu. Kala itu sekitar tahun 1620 Sebelum Masehi, Santorini meletus dahsyat, memicu tsunami setinggi 12 meter yang menyapu bersih peradaban Minoa di Yunani, dan mungkin telah melahirkan salah satu legenda yang menyandera imaji manusia: misteri kota Atlantis yang hilang.
Dan, gunung itu kini menunjukan tanda-tanda kebangkitannya kembali. Dalam 1,5 tahun terakhir, kamar magma di bawah pulau gunung berapi itu menggelembung sebesar 20 juta meter kubik atau 15 kali ukuran London Olympic Stadium --yang digunakan sebagai lokasi pembukaan dan penutupan olimpiade 2012. Massa magma raksasa juga telah menyebabkan kenaikan pulau setinggi 14 centimeter. Demikian studi terbaru yang dimuat di jurnalNature Geoscience.
Penelitian terbaru ini menindaklanjuti laporan sebelumnya, yang juga dikeluarkan tahun ini, yang menyatakan kebangkitan aktivitas gempa baru di bawah gunung berapi, setelah ia diam dan tenang selama 25 tahun terakhir.
Laporan tersebut menimbulkan kekhawatiran, gunung itu bisa meletus dalam waktu dekat, meski kapan persisnya itu bakal terjadi, belum bisa dipastikan.
Saat meletus 1620 SM, gunung itu merusak peradaban di Laut Aegea, menghancurkan pulau-pulau di sekitarnya. Dari atas udara, kawah bekas letusannya kini hanya berupa wilayah kecil di antara koleksi pulau-pulau besar Yunani di Laut Aegea.
Bagaimana jika Santorini kembali meletus? Apakah efeknya akan sama mengerikannya seperti di masa lalu?
Menurut para peneliti, tragedi yang sama tidak akan berulang kembali. Apalagi sampai menyapu perabadan seperti di era Minoa. Sebab, ukurannya jauh lebih kecil. "Santorini memang terkenal dengan letusan dahsyatnya di masa lalu. Namun erupsi sebesar itu mungkin hanya terjadi tiap 20.000 tahun," kata Pyle.
Meski demikian, para ahli memperingatkan, gunung api itu wajib untuk terus diawasi. Saat ini santorini menjadi kota wisata yang indah.
Menurut penelitian ahli geologi Letusan Thera terjadi 3600 tahun lalu. Karena dahsyatnya letusannya, gunungnya tak berbekas. Gunung yang teletak di Yunani dan jadi gunung yang banyak jadi tempat tujuan wisata.
Ledakan Thera masuk dalam level 7 yaitu level Ultra-Plinian. Menurut Volcanic Explosivity Index Smithsonian Institution, dengan Volume Explosive Index (VEI) 6 sampai 7 di klasifikasikan sebagai Ultra Plinian yang didefinisikan lebih dari 25 km tinggi dan volume bahan meletus 10 km3 2 mil kubik untuk 1.000 km3 dalam ukuran.
Tidak ada catatan pasti mengenai ledakan Thera. Sejumlah referensi dari Yunani yang dirangkum Wikipedia Letusan Minoa di Thera, juga disebut letusan Thera atau letusan Santorini, adalah letusan gunung berapi yang diperkirakan terjadi pada pertengahan milenium kedua SM.
Letusan ini merupakan salah satu peristiwa gunung berapi terbesar di Bumi. Letusan ini menghancurkan pulau Thera, termasuk peradaban Minoa dan Akrotiri dan juga komunitas dan wilayah agrikultur disekitar pulau dan pantai Kreta. Letusan ini merupakan salah satu penyebab runtuhnya peradaban Minoa.
Ledakan Huaynaputina masuk dalam salah satu ledakan gunung berapi yang menyebabkan perubahan iklim di beberapa negara. Huaynaputina adalah sebuah stratovolcano yang terletak di Peru selatan.
Gunung berapi ini tidak memiliki profil gunung yang diidentifikasi, tetapi memiliki bentuk besar kawah gunung berapi. Pada tanggal 19 Februari 1600, gunung ini meletus dan mendapat skala 6 dalam Volcanic Explosivity Index.
Letusan gunung ini merupakan letusan terbesar di Amerika Selatan. Ketika Huaynaputina meletus, aliran piroklastik bergerak 13 km ke timur dan tenggara, dan lahar, lumpur vulkanik mengancurkan beberapa desa dan mencapai pantai samudera Pasifik yang berjarak 120 km. Abu dilaporkan terlempar sejauh 250-500 km.
Gunung Vesuvius merupakan gunung berapi aktif di daratan Eropa, tepatnya di sebelah timur Napoli, Italia. Gunung ini tercatat telah 30 kali meledak. Letusan paling dahsyat terjadi pada tahun 78 Masehi.
Akibat dari letusan hebat itu kota Pompeii dan Stabiae tertimbun abu vulkanik sedalam beberapa kaki sehingga menyebabkan kota ini hilang selama 1.600 tahun sebelum ditemukan kembali secara tidak sengaja.
Menurut catatan para ahli arkeolog sebanyak 1000 orang menjadi korban letusan gunung ini. Letusan gunung vesuvius juga memusnahkan peradaban kaum sodom (pecinta sesama jenis)
Gunung Mauna Loa yang berada di Hawai merupakan gunung berapi terbesar di dunia. Gunung ini juga salah satu gunung yang berperan sebagai cikal bakal terbentuknya pulau hawaii yang indah.
Mauna Loa diprediksi telah mengalami erupsi sejak 700.000 tahun yang lalu dan mungkin telah muncul di atas permukaan laut sejak 400.000 tahun yang lalu.
Batuan tertua yang berhasil ditemukan berusia kurang dari 200.000 tahun. Magma berasal dari hotspot Hawaii yang membentuk Pulau Hawaii sekitar 10 juta tahun. Pergerakan tektonik dari Lempeng Pasifik akan membawa Mauna Loa menjauh dari hotspot antara 500.000 hingga 1 juta tahun dari sekarang dan menyebabkan gunung ini akan punah.
Mauna Loa termasuk dalam daftar Gunung Api Dekade Ini yang mendorong studi yang paling berbahaya dari gunung berapi. Mauna Loa telah dipantau intensif oleh Observatorium Gunung Berapi Hawaii sejak 1912.
Gunung ini telah tercatat meletus sebanyak 33 kali, terakhir kali meletus pada tahun 1984 dan mengakibatkan kerusakan yang dahsyat. Meski sudah tidak meletus lagi, tetapi gunung ini masih aktif sampai sekarang dan bisa meletus kapan saja.
Setelah beberapa Ahli Geologi melakukan penelitian, Ternyata siapa yang menyangka bahwa Danau Toba itu sebenarnya berasal dari letusan Gunung Toba. Berawal dari beberapa kali meletus. Letusan pertama yang terjadi sekitar 800 ribu tahun lalu. Letusan ini menghasilkan kaldera di selatan Danau Toba, meliputi daerah Prapat dan Porsea.
Selanjutnya letusan kedua yang memiliki kekuatan lebih kecil, terjadi 500 ribu tahun lalu. Letusan ini membentuk kaldera di utara Danau Toba. Tepatnya di daerah antara Silalahi dengan Haranggaol. Dari dua letusan ini, letusan ketiga adalah letusan yang paling dahsyat.
Letusan ketiga 74.000 tahun lalu menghasilkan kaldera, dan menjadi Danau Toba seperti sekarang ini dengan Pulau Samosir di tengahnya. Letusan Gunung Toba yang ketiga ini memang luar biasa dahsyatnya bahkan bisa disebut kiamat di zaman itu.
Tercatat sebagai letusan gunung berapi paling besar di dunia. Letusan terbilang sebagai letusan Supervulcano. Hal ini dikarenakan Gunung Toba memiliki kantong magma yang sangat besar. Letusan yang terjadi sekitar 74.000 tahun yang lalu ini hampir memusnahkan seluruh makhluk hidup yang ada di bumi.
Ledakan dahsyat Gunung Toba menyebabkan tsunami dengan gelombang besar serta mengeluarkan 2.800 kilometer kubik abu vulkanik yang menyebar ke seluruh atmosfer bumi. Sehingga menyebabkan kegelapan selama 6 tahun dan suhu beku sedikitnya 1.000 tahun serta di ikuti cuaca dingin ribuan tahun.
Letusan ini tidak bisa dibandingkan dengan apapun yang telah di alami di bumi sejak masa dimana manusia bisa berjalan tegak, bahkan Gunung Krakatau yang menyebabkan sepuluh ribu korban jiwa pada 1883 hanyalah sebuah sendawa kecil di bandingkan letusan toba.
Padahal Gunung Krakatau memiliki daya ledak setara dengan 150 megaton TNT. Sebagai perbandingan ledakan Bom Nuklir Hiroshima hanya memiliki daya ledak 0,015 megaton, dan secara lisan maka daya musnahnya 10.000 kali lebih lemah dibanding Gunung Krakatau.
Letusan Gunung Toba merupakan letusan gunung berapi yang paling dahsyat yang pernah diketahui di Planet Bumi ini dan hampir memusnahkan generasi umat manusia. Akibat letusannya memang sungguh luar biasa hingga menyebabkan timbulnya Danau Toba yang merupakan danau terbesar di Indonesia bahkan di Asia Tenggara dan memiliki pemandangan yang begitu indah. Apalagi di tengah Danau Toba ada satu pulau yang di sebut dengan Pulau Samosir.
Setiap bencana alam itu terjadi mengakibatkan ratusan, bahkan ribuan jiwa meninggal dunia, sekaligus menyebabkan kerusakan yang luar biasa. Bahkan sejarah juga mencatat letusan gunung api juga mengakibatkan punahnya suatu peradaban. Berikut ini adalah 8 gunung berapi dengan letusan paling dahsyat. Sungguh kuasa Allah diatas segalanya.
1. Letusan Gunung Krakatau (Aug. 26-27, 1883 Indonesia)
Gunung Krakatau |
Sejarah gunung Krakatau yang membuatnya terkenal di dunia berawal pada tanggal 25 Agustus dimana aktivitas vulkaniknya mulai naik dan mulai memasuki fase paroksimal keesokan harinya pukul 13:00. Satu jam setelahnya, abu hitam dengan tinggi 17 mil dapat dilihat oleh para pengamat dan ledakan selalu terdengar setiap sepuluh menit sekali.
Pada saat itu juga kapal-kapal yang berlayar dan masuk dalam area 20 km dari Krakatu mulai terkena hujan abu tebal diiringi potongan batu apung berdiameter 10 cm di dek kapal mereka. Malamnya, sebuah Tsunami kecil terjadi di pesisir pulau Jawa dan Sumatera sebanyak dua kali meskipun kedua pulau ini terletak 40 km dari Krakatau.
Letusan besar terjadi di pagi pada 27 Agustus pukul 05:30 dan 06:44, kemudian berlanjut lagi pada pukul 10:02 dan 10:41. Letusan pertama terjadi di Perboewatan dan menimbulkan tsunami di Teluk Botong. Letusan kedua menyebabkan sebuah tsunami dari arah timur dan barat Danan.
Letusan yang ketiga terdengar hingga Perth, Australia dan Rodrigues, Mauritius. Penduduk sekitar mengira itu adalah suara dari meriam yang ditembakkan oleh salah satu kapal terdekat. Ledakan ketiga tadi diperkiran memiliki kekuatan yang sama dengan 200 megaton TNT.
Ledakan terakhir meruntuhkan setengah bagian Rakata dan menjadi pemicu ledakan besar terakhir yang memancar dengan kecepatan 1.086 km/j dan begitu kuat hingga dapat memecahkan gendang telinga. Gelombang kejut yang terjadi karena letusan ini tercatat di seluruh dunia sebanyak tiga kali, mencatat letusan gunung Krakatau sebagai salah satu letusan gunung yang paling besar di dunia.
2. Letusan Gunung Tambora (10 April 1815 Indonesia)
Ilustrasi Letusan Gunung Tambora |
Gunung strato vulkanik yang berada di pulau Sumbawa. Bagi dunia internasional, Tambora adalah ikon terbesar untuk melihat dan mempelajari dampak perubahan iklim akibat erupsi terbesar yang pernah dicatat di dunia.
Pada tanggal 10 April 1815 Tambora meletus secara dahsyat dan mengeluarkan material yang tercatat sebagai letusan terbesar yang pernah terjadi di dunia. Akibat letusan ini tahun 1816 tercatat sebagai “tahun tanpa musim panas” di Eropa dan Amerika Utara, akibat debu dan partikel vulkanik yang terlempar ke lapisan atmosfer menghalangi cahaya matahari.
Letusan ini telah menimbulkan anomali temperatur global, hingga temperatur turun sekitar tiga derajat celcius (pendinginan global) dan menghancurkan panenan dan menimbulkan kelaparan besar di berbagai negara, termasuk Amerika Utara, Tiongkok, India dan Eropa. Dampak lanjutan erupsi Tambora dan telah menyebabkan penyebaran penyakit tipus dan disentri yang dipercaya telah merenggut korban jiwa di Eropa hingga 200 ribu orang pada periode 1816-1819.
Salah satu catatan penting letusan Tambora yang menjadi referensi sejarah adalah History of Java, buku yang ditulis oleh Sir Thomas Stamford Raffles Gubernur Jendral Inggris di Jawa saat itu. Raffles mengumpulkan berbagai informasi dari para pedagang, peneliti dan armada militer Inggris yang saat itu berada di nusantara.
Dari catatan tersebut, para peneliti kemudian melakukan kalkulasi jumlah korban jiwa letusan Tambora. Zollinger (1855), peneliti yang menghabiskan berapa bulan studi di Sumbawa pasca letusan, menyebutkan korban jiwa langsung letusan Tambora adalah 10.000 orang, ditambah 38.000 lainnya meninggal akibat kelaparan di Sumbawa dan 10.000 lainnya di pulau Lombok.
Tanguy et al (1998) menganalisis angka kematian langsung letusan Tambora sekitar 11.000 dan 49.000 korban lain akibat kelaparan termasuk kelaparan yang terjadi di Bali dan Jawa Timur. Sedangkan Oppenheimer (2003) menyebutkan total kematian akibat bencana Tambora adalah 71.000.
3. Gunung Santorini Yunani 1620 Masehi
Ilustrasi Letusan Gunung Santorini |
Santorini merupakan kelompok bundar pulau gunung berapi di Laut Aegea, terletak 200 km dari daratan Yunani. Pulau ini merupakan kelompok Kepulauan Cyclades. Pulau ini memiliki luas wilayah 73 km² dan populasi 13.600 jiwa (2001). Pulau ini dikenal karena sektor pariwisata dan industri wine-nya. Santorini juga memiliki beberapa situs bersejarah dan dulunya merupakan salah satu pusat peradaban yang penting.
Batuan cair menggelegak panas di bawah pulau gunung berapi Santorini, di Laut Aegea, Yunani, tempat di mana salah satu erupsi gunung berapi terdahsyat di Bumi terjadi, dalam kurun waktu 10.000 tahun.
Letusan itu terjadi sekitar 3.600 tahun lalu. Kala itu sekitar tahun 1620 Sebelum Masehi, Santorini meletus dahsyat, memicu tsunami setinggi 12 meter yang menyapu bersih peradaban Minoa di Yunani, dan mungkin telah melahirkan salah satu legenda yang menyandera imaji manusia: misteri kota Atlantis yang hilang.
Dan, gunung itu kini menunjukan tanda-tanda kebangkitannya kembali. Dalam 1,5 tahun terakhir, kamar magma di bawah pulau gunung berapi itu menggelembung sebesar 20 juta meter kubik atau 15 kali ukuran London Olympic Stadium --yang digunakan sebagai lokasi pembukaan dan penutupan olimpiade 2012. Massa magma raksasa juga telah menyebabkan kenaikan pulau setinggi 14 centimeter. Demikian studi terbaru yang dimuat di jurnalNature Geoscience.
Penelitian terbaru ini menindaklanjuti laporan sebelumnya, yang juga dikeluarkan tahun ini, yang menyatakan kebangkitan aktivitas gempa baru di bawah gunung berapi, setelah ia diam dan tenang selama 25 tahun terakhir.
Laporan tersebut menimbulkan kekhawatiran, gunung itu bisa meletus dalam waktu dekat, meski kapan persisnya itu bakal terjadi, belum bisa dipastikan.
Saat meletus 1620 SM, gunung itu merusak peradaban di Laut Aegea, menghancurkan pulau-pulau di sekitarnya. Dari atas udara, kawah bekas letusannya kini hanya berupa wilayah kecil di antara koleksi pulau-pulau besar Yunani di Laut Aegea.
Bagaimana jika Santorini kembali meletus? Apakah efeknya akan sama mengerikannya seperti di masa lalu?
Menurut para peneliti, tragedi yang sama tidak akan berulang kembali. Apalagi sampai menyapu perabadan seperti di era Minoa. Sebab, ukurannya jauh lebih kecil. "Santorini memang terkenal dengan letusan dahsyatnya di masa lalu. Namun erupsi sebesar itu mungkin hanya terjadi tiap 20.000 tahun," kata Pyle.
Meski demikian, para ahli memperingatkan, gunung api itu wajib untuk terus diawasi. Saat ini santorini menjadi kota wisata yang indah.
4. Letusan Gunung Thera Yunani 3600 SM
Gunung Thera Tak Berbekas Setelah letusan |
Menurut penelitian ahli geologi Letusan Thera terjadi 3600 tahun lalu. Karena dahsyatnya letusannya, gunungnya tak berbekas. Gunung yang teletak di Yunani dan jadi gunung yang banyak jadi tempat tujuan wisata.
Ledakan Thera masuk dalam level 7 yaitu level Ultra-Plinian. Menurut Volcanic Explosivity Index Smithsonian Institution, dengan Volume Explosive Index (VEI) 6 sampai 7 di klasifikasikan sebagai Ultra Plinian yang didefinisikan lebih dari 25 km tinggi dan volume bahan meletus 10 km3 2 mil kubik untuk 1.000 km3 dalam ukuran.
Tidak ada catatan pasti mengenai ledakan Thera. Sejumlah referensi dari Yunani yang dirangkum Wikipedia Letusan Minoa di Thera, juga disebut letusan Thera atau letusan Santorini, adalah letusan gunung berapi yang diperkirakan terjadi pada pertengahan milenium kedua SM.
Letusan ini merupakan salah satu peristiwa gunung berapi terbesar di Bumi. Letusan ini menghancurkan pulau Thera, termasuk peradaban Minoa dan Akrotiri dan juga komunitas dan wilayah agrikultur disekitar pulau dan pantai Kreta. Letusan ini merupakan salah satu penyebab runtuhnya peradaban Minoa.
5. Letusan Gunung Huaynaputina 19 Februari 1600 Peru
Gunung Huaynaputina Peru |
Ledakan Huaynaputina masuk dalam salah satu ledakan gunung berapi yang menyebabkan perubahan iklim di beberapa negara. Huaynaputina adalah sebuah stratovolcano yang terletak di Peru selatan.
Gunung berapi ini tidak memiliki profil gunung yang diidentifikasi, tetapi memiliki bentuk besar kawah gunung berapi. Pada tanggal 19 Februari 1600, gunung ini meletus dan mendapat skala 6 dalam Volcanic Explosivity Index.
Letusan gunung ini merupakan letusan terbesar di Amerika Selatan. Ketika Huaynaputina meletus, aliran piroklastik bergerak 13 km ke timur dan tenggara, dan lahar, lumpur vulkanik mengancurkan beberapa desa dan mencapai pantai samudera Pasifik yang berjarak 120 km. Abu dilaporkan terlempar sejauh 250-500 km.
6. Gunung Vesuvius Napoli 78 SM
Gunung Vesuvius Italia |
Gunung Vesuvius merupakan gunung berapi aktif di daratan Eropa, tepatnya di sebelah timur Napoli, Italia. Gunung ini tercatat telah 30 kali meledak. Letusan paling dahsyat terjadi pada tahun 78 Masehi.
Akibat dari letusan hebat itu kota Pompeii dan Stabiae tertimbun abu vulkanik sedalam beberapa kaki sehingga menyebabkan kota ini hilang selama 1.600 tahun sebelum ditemukan kembali secara tidak sengaja.
Menurut catatan para ahli arkeolog sebanyak 1000 orang menjadi korban letusan gunung ini. Letusan gunung vesuvius juga memusnahkan peradaban kaum sodom (pecinta sesama jenis)
7. Gunung Mauna Loa Hawaii
Gunung Mauna Loa Hawaii |
Gunung Mauna Loa yang berada di Hawai merupakan gunung berapi terbesar di dunia. Gunung ini juga salah satu gunung yang berperan sebagai cikal bakal terbentuknya pulau hawaii yang indah.
Mauna Loa diprediksi telah mengalami erupsi sejak 700.000 tahun yang lalu dan mungkin telah muncul di atas permukaan laut sejak 400.000 tahun yang lalu.
Batuan tertua yang berhasil ditemukan berusia kurang dari 200.000 tahun. Magma berasal dari hotspot Hawaii yang membentuk Pulau Hawaii sekitar 10 juta tahun. Pergerakan tektonik dari Lempeng Pasifik akan membawa Mauna Loa menjauh dari hotspot antara 500.000 hingga 1 juta tahun dari sekarang dan menyebabkan gunung ini akan punah.
Mauna Loa termasuk dalam daftar Gunung Api Dekade Ini yang mendorong studi yang paling berbahaya dari gunung berapi. Mauna Loa telah dipantau intensif oleh Observatorium Gunung Berapi Hawaii sejak 1912.
Gunung ini telah tercatat meletus sebanyak 33 kali, terakhir kali meletus pada tahun 1984 dan mengakibatkan kerusakan yang dahsyat. Meski sudah tidak meletus lagi, tetapi gunung ini masih aktif sampai sekarang dan bisa meletus kapan saja.
8. Ledakan Dasyat Gunung Toba Indonesia
Ilustrasi Ledakan Dasyat Gunung Toba |
Setelah beberapa Ahli Geologi melakukan penelitian, Ternyata siapa yang menyangka bahwa Danau Toba itu sebenarnya berasal dari letusan Gunung Toba. Berawal dari beberapa kali meletus. Letusan pertama yang terjadi sekitar 800 ribu tahun lalu. Letusan ini menghasilkan kaldera di selatan Danau Toba, meliputi daerah Prapat dan Porsea.
Selanjutnya letusan kedua yang memiliki kekuatan lebih kecil, terjadi 500 ribu tahun lalu. Letusan ini membentuk kaldera di utara Danau Toba. Tepatnya di daerah antara Silalahi dengan Haranggaol. Dari dua letusan ini, letusan ketiga adalah letusan yang paling dahsyat.
Letusan ketiga 74.000 tahun lalu menghasilkan kaldera, dan menjadi Danau Toba seperti sekarang ini dengan Pulau Samosir di tengahnya. Letusan Gunung Toba yang ketiga ini memang luar biasa dahsyatnya bahkan bisa disebut kiamat di zaman itu.
Tercatat sebagai letusan gunung berapi paling besar di dunia. Letusan terbilang sebagai letusan Supervulcano. Hal ini dikarenakan Gunung Toba memiliki kantong magma yang sangat besar. Letusan yang terjadi sekitar 74.000 tahun yang lalu ini hampir memusnahkan seluruh makhluk hidup yang ada di bumi.
Ledakan dahsyat Gunung Toba menyebabkan tsunami dengan gelombang besar serta mengeluarkan 2.800 kilometer kubik abu vulkanik yang menyebar ke seluruh atmosfer bumi. Sehingga menyebabkan kegelapan selama 6 tahun dan suhu beku sedikitnya 1.000 tahun serta di ikuti cuaca dingin ribuan tahun.
Letusan ini tidak bisa dibandingkan dengan apapun yang telah di alami di bumi sejak masa dimana manusia bisa berjalan tegak, bahkan Gunung Krakatau yang menyebabkan sepuluh ribu korban jiwa pada 1883 hanyalah sebuah sendawa kecil di bandingkan letusan toba.
Padahal Gunung Krakatau memiliki daya ledak setara dengan 150 megaton TNT. Sebagai perbandingan ledakan Bom Nuklir Hiroshima hanya memiliki daya ledak 0,015 megaton, dan secara lisan maka daya musnahnya 10.000 kali lebih lemah dibanding Gunung Krakatau.
Letusan Gunung Toba merupakan letusan gunung berapi yang paling dahsyat yang pernah diketahui di Planet Bumi ini dan hampir memusnahkan generasi umat manusia. Akibat letusannya memang sungguh luar biasa hingga menyebabkan timbulnya Danau Toba yang merupakan danau terbesar di Indonesia bahkan di Asia Tenggara dan memiliki pemandangan yang begitu indah. Apalagi di tengah Danau Toba ada satu pulau yang di sebut dengan Pulau Samosir.
Itulah 8 letusan gunung api yang sangat mengerikan bahkan mampu memusnahkan satu peradaban umat manusia saat itu. Dan tidak tertutup kemungkinan hal yang sudah terjadi di masa lampau akan terulang lagi.
Post a Comment