Matmata Tunisia Perkampungan Di Dalam Tanah

Rumah-rumah penduduk di Matmata tunisia ini berada di bawah tanah, atau lebih dikenal dengan sebutan troglodyte
Perkampungan bawah tanah tunisia
Matmata Tunisia

Hunian atau rumah merupakan tempat privasi bagi orang-orang. Rumah sebagai tempat beristirahat, bercengkrama bersama keluarga serta tempat berlindung dari bermacam hal. Setiap orang pasti mengidamkan suatu hunian yang lokasinya nyaman seperti Apartement, komplek perumahan mewah bahkan sebuah istana.



Tapi taukah sobat rancax ternyata ada loh orang-orang yang masih memilih tinggal di bawah tanah. Tempatnya di sebuah desa yang terletak di afrika utara berbatasan dengan Laut Mediterania dan Gurun Sahara. Tunisia daerah yang menawarkan beragam lanskap budaya dan alam.




Negara Afrika Utara ini dikenal memiliki perpaduan budaya Arab dan Eropa, di mana peninggalan kuno berpadu dengan arsitektur modern menjadikan pemandangan kota yang indah, serta kombinasi unsur-unsur lainya yang menciptakan pengalaman hidup mereka berbeda dari yang lainya dan terlihat unik.



Rumah-rumah penduduk di Matmata tunisia ini berada di bawah tanah, atau lebih dikenal dengan sebutan troglodyte. Matmata adalah nama kota Tunisia milik orang Amazigh. Sementara Troglodyte merupakan sebutan bagi orang yang tinggal di gua-gua di kota tersebut. Mereka terkonsentrasi berada di lembah-lembah kering Tunisia selatan menggunakan bahasa Berber.




Rumah-rumah mereka dibuat dengan cara menggali lubang besar di tanah, dengan kedalaman antara 4,5m hingga 9m. Lubang besar tersebut kemudian digali lagi di sekelilingnya membentuk gua untuk digunakan sebagai kamar-kamar. Beberapa rumah bahkan membentuk labirin bawah tanah yang besar karena banyak lubang dihubungkan oleh lorong seperti parit.



Rumah-rumah itu terletak di lanskap kawasan yang dihiasi pohon-pohon palem dan kebun zaitun. Rumah-rumah yang terbuat dari gips tanah ini, memberikan perlindungan terhadap panas musim panas dan angin musim dingin. Mungkin sobat bertanya-tanya karna tinggal di dalam tanah dan tidak memiliki lubang ventilasi bagaimana cara mereka bernapas di rumah itu.

Jawabanya, meskipun tinggal dibawah tanah pernafasan mereka tidaklah terganggu. Karena, setiap rumah memiliki halaman terbuka berupa lubang besar yang mengalirkan udara keseluruh ruangan gua. Lubang besar tersebut sekaligus menjadi halaman sebagai tempat di mana keluarga mereka berkumpul dan bertemu. Disana juga terdapat beberapa lubang sebagai sumur dengan kedalaman sekitar 7m untuk pasokan air.




Dipercaya kota Matmata ini telah dihuni sekitar 700 tahun. Beberapa sejarawan mengklaim bahwa desa itu awalnya digunakan untuk tujuan pertahanan. Berfungsi sebagai tempat berlindung bagi para Fellagas, kelompok-kelompok militan bersenjata yang berafiliasi dengan gerakan anti-kolonial di Afrika Utara Prancis.

Struktur troglodyte bawah tanah tradisional matmata ini disembunyikan selama berabad-abad dan tidak ada yang tahu tentang keberadaannya hingga tahun 1967.

Meskipun hujan lebat telah membanjiri beberapa rumah dan menyebabkan banyak dari rumah tersebut runtuh, rumah-rumah troglodyte di Matmata ini, masih menjadi daya tarik populer bagi para wisatawan untuk berkunjung. Sebagian dari rumah troglodyte itu kini telah diubah menjadi hotel dengan fasilitas terus diperbaharui sejak tahun 1970-an, hotel ini menjadi tempat penginapan turis yang unik.




Orang-orang Tunisia terkenal dengan keramahtamahan dan pendekatan mereka yang santai dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kehangatan dan keramahtamahan mereka, serta cita rasa masakan khas negara itu. Menjadi faktor yang mengundang wisatawan untuk datang dari seluruh penjuru dunia. Tempat ini juga pernah dijadikan lokasi syuting film Star Wars The Force Awakens.