Lokasi Bangunan Ini Bikin Kamu Geleng Kepala

Ternyata ada di dunia ini bangunan yang di dirikan dilokasi yang mustahil bisa untuk membangun sebuah bangunan.
Bangunan di pinggir tebing curam
Bangunan Aneh

Sobat rancax pernahkah kamu melihat sebuah bangunan berdiri kokoh diatas tebing yang tinggi serta curam. Mungkin selama ini tidak pernah terbayangkan oleh kita tempat itu bakal ada di bumi ini. Jangankan membawa material untuk mendirikan bangunan di ketinggian serta curam, menjangkaunya saja sudah pasti sangat sulit dilakukan.



Tapi taukah sobat rancax pernyataan ini adalah sebuah fakta bahwa ternyata ada di dunia ini bangunan yang di dirikan dilokasi yang mustahil bisa untuk membangun sebuah bangunan. Bahkan bangunan-bangunan tersebut sudah berdiri kokoh selama ratusan bahkan ribuan tahun meskipun berada di tempat yang tampak berbahaya. Bangunan-bagunan ini berupa kuil dan kastil mari kita ulas beberapa diantaranya bangunan kokoh di lokasi yang tak masuk akal berikut ini.

Saint Michel d’Aiguilhe, Kapel di Puncak Bukit Batu di Prancis


Bangunan berikut ini bernama Saint Michel d’Aiguilhe, merupakan sebuah Kapel yang berada di atas Puncak Bukit Batu di Prancis tepatnya di kota Aiguilhe. Bangunan ini didirikan tahun 962 SM tepat diatas bekas cerebong gunung berapi setinggi 85 meter.



Untuk mencapai kapel, pengunjung harus memanjat 268 anak tangga yang diukir di batu. Lokasi bangunan yang merupakan bekas cerobong gunung berapi ini telah menjadi tempat suci selama ribuan tahun bagi masyarakat setempat, bahkan sebelum kapel Saint Michel dibagun. Pembangunan kapel Saint Michel yang menjadi kuil dilakukan oleh uskup Puy untuk merayakan kembalinya St. Michael yang sedang berziarah ke Saint Jacques de Compostela. Kuil ini kini menjadi tempat ziarah.

Meteora di Yunani tengah




Bangunan di lokasi tebing berbahaya berikutnya adalah Meteora di yunani tengah. Yunani memang terkenal penuh dengan hal-hal yang menakjubkan. Tak hanya arsitekturnya, sejarah para ilmuan hingga kepercayaan terhadap dewa-dewi yunani masih menjadi perbincangan hingga saat ini. Biara puncak gunung di Meteora yunani adalah keajaiban dari kreativitas manusia dalam arsitektur.



Meteora artinya "melayang di udara", adalah rumah bagi lanskap batu kapur yang menjulang setinggi 600 meter (1.968 kaki) ke langit biru. Gundukan batu kapur ini membentuk beberapa tebing yang di puncaknya dibangun biara. Sejarah mencatat sebanya 24 biara-biara Bizantium pernah dibangun dengan terampil dan mengagumkan.

Namun setelah terjadinya serangkaian bencana, termasuk gempa bumi dan penggeledahan oleh tentara Ottoman, banyak biara ditinggalkan dan akhirnya dihancurkan. Saat ini hanya 6 bangunan yang tersisa dan sekarang berfungsi sebagai biara-biara Ortodoks Yunani. Gereja ini dibangun antara abad keempat belas dan kelima belas dan termasuk dalam daftar Situs Warisan Dunia UNESCO berjudul Meteora. Biara itu juga pernah ditampilkan dalam film James Bond 1981, For Your Eyes Only.

Hanging Temple, Cina


Selanjutnya yaitu kuil hanging di cina, kuil ini Juga dikenal sebagai Kuil Penangguhan, monumen unik ini dibangun di atas tebing oleh para biksu di dekat Gunung Heng, dekat Datong, lebih dari 1.500 tahun yang lalu. Bangunan kuil 'Menggantung' di ketinggian 246 kaki (75 meter) di atas tanah. Kuil di Lokasi ini menjadi satu-satunya yang tersisa merupakan kombinasi dari agama-agama tradisional Cina Buddha, Taoisme, dan Konfusianisme.



Di Kuil ini terdapat 40 kamar yang dihubungkan oleh serangkaian koridor, jembatan dan jalan mengantung di topang balok kayu dipasang pada lubang yang dipahat ke sisi tebing, namun struktur utama dari bangunan ini ada jauh di dasar batuan. Di kuil ini terdapat lebih dari 80 patung perunggu, besi dan tanah liat bangunan ini saksi dari berbagai dinasti yang telah menduduki wilayah ini memeliharanya selama bertahun-tahun.

Kuil Popa Taungkalat, Myanmar


Bangunan dengan lokasi tak wajar lainya adalah kuil popa taungkalat di myanmar. Kuil popa merupakan kuil dengan stupa emas yang terletak diatas gunung 50 km tenggara di Myanmar Tengah yang dikelilingi oleh hutan. Tepatnya terletak di sisi barat daya Gunung Popa, gunung berapi yang terletak di sepanjang Pegu Range di Myanmar Tengah.

Kuil Taung Kalat bersandar pada sebuah steker vulkanik di ketinggian 657 meter (2.156 kaki) di atas permukaan laut dan Gunung Popa berdiri di ketinggian 1.518 meter (4.980 kaki) di atas permukaan laut. Kuil Popa Taungkalat adalah rumah bagi 37 Mahagiri Nats atau entitas roh aminist. Dalam Buddhisme Burma , Nat dianggap sebagai dewa atau roh yang bertindak sebagai pelindung bagi para praktisi Buddha .



Beberapa disebut sebagai penjaga bukit dan hutan. Dewa-dewa ini mendiami labirin tempat pemujaan , stupa, dan biara yang terdapat di sekitar gunung tepi tebing yang terjal. Untuk menuju kuil yang berada di puncak gunung butuh waktu sekitar 45 menit.

Paro Taktsang Biara Sarang Macan




Selanjutnya adalah biara Paro Taktsang sebuah situs suci dan kompleks kuil Budha Himalaya yang terletak menggantung jauh di atas tebing curam yang menghadap ke lembah. Biara ini dikenal sebagai Biara Sarang Macan terletak di perbukitan terpencil Bhutan. Bertengger di tebing tinggi sekitar 900 meter (3.000 kaki) di atas lembah Paro, 3.120 meter (10.240 kaki) di atas permukaan laut. Biara dibangun di ruang sempit di tengah tebing curam, hanya dapat diakses dengan hiking selama tiga jam.

Biara ini adalah salah satu tempat paling menonjol dan paling ditakuti dalam Buddhisme Himalaya di mana Guru Padmasambhava (Buddha Kedua) pertama kali mendarat di Bhutan pada abad ke-8. Menurut legenda, Guru Padmasambhava terbang ke tempat ini dari Tibet untuk membangun biara.

Guru Padmasambhava atau Buddha Kedua memperkenalkan agama Buddha ke Bhutan. Saat ini, Paro Taktsang adalah yang paling terkenal dari tiga belas taktsang atau gua “ sarang harimau ” tempat meditasi Guru Padmasambhava. Paro Taktsang terdiri dari empat candi utama dan sekelompok tempat tinggal yang dirancang secara ideal dengan beradaptasi dengan tepian batu, gua, dan medan tebing terjal.

Setiap bangunan memiliki balkon dengan pemandangan indah ke lembah yang dalam. Bangunan-bangunan tersebut saling terhubung melalui tangga batu dan beberapa jembatan kayu. Pada 19 April 1998, kebakaran terjadi di bangunan utama kompleks biara, yang berisi lukisan, artefak, dan patung yang berharga. Sebagian besar dari bangunan kuil serta seorang biarawan terbakar dalam kobaran api.

Namun, biara tersebut telah dibangun kembali dan dikembalikan ke bentuk aslinya pada tahun 2005 oleh Jigme Singye Wangchuck, raja keempat Bhutan dan Pemerintah Bhutan. Pekerjaan restorasi dilakukan dengan perkiraan biaya 135 juta ngultrum (lebih dari 2 juta USD). Jarak biara ini sekitar jarak 17 KM ke Perbatasan Bhutan.