Puasa Regenerasi Sel Saraf Otak Dan Mencerdaskan

Banyak yang belum mengetahui ternyata Berpuasa mampu meningkatkan kecerdasan otak. Hal ini di ketahui berdasalkan hasil penelitian dari para ilmuan
Puasa Mencerdaskan
Smart Puasa

rancax - Banyak yang belum mengetahui ternyata Berpuasa mampu meningkatkan kecerdasan otak. Hal ini di ketahui berdasalkan hasil penelitian dari para ilmuan. Dr Ebrahim Kazim, dari Trinidad Islamic Academy, dengan menggunakan EEG (perekam gelombang otak) juga menunjukkan, puasa membuat tidur lebih berkualitas atau deep sleep, sehingga berpengaruh pada perbaikan otak.

Imam as-Suyuthi ketika berumur 21 tahun, dapat menulis separuh kitab Tafsir Al-Jalalain yang belum dirampungkan oleh gurunya, Imam al-Mahalli, saat berpuasa. Semuanya ia lakukan dalam tempo 40 hari, mulai dari awal Ramadhan sampai 10 Syawal 870 H.

Prof Dr Teguh AS Ranakusuma SpS(K), Guru Besar dalam Bidang Neurologi di FKUI, menyatakan sel otak dan sel pembuluh darah merupakan dua organ yang memiliki kecerdasan tinggi. Menurutnya, tak salah bila puasa dikatakan bisa mencerdaskan otak, karena berdasarkan penemuan terbaru, ternyata puasa dapat memperbarui semua sistem organ dalam tubuh, termasuk otak.

Otak Manusia Menurut Ilmu Pengetahuan


Secara anatomi Otak adalah bagian yang paling kompleks dari tubuh manusia. Organ ini memiliki fungsi utama, yaitu sebagai pusat kemampuan berpikir, intelijen, mengingat, inovasi, demikian pula sebagai pusat penafsiran terhadap fungsi panca indera, inisiator gerakan tubuh, dan pengendali perilaku. Otak terletak di dalam tempurung kepala, yang  memiliki cairan pelindung.

Otak merupakan sumber dari semua kualitas yang mendefinisikan kemanusiaan kita. Sehingga otak adalah permata dari mahkota tubuh manusia.

Otak terdiri atas 100 miliar sel saraf (neuron) yang berhubungan. Hubungan antarsel saraf disebut sinaps. Hubungan sel saraf (sinaps) terjadi melalui impuls listrik dan kimiawi dengan neurotransmiter sebagai perantara. Neurotransmiter berperan dalam pengaturan sistem kerja antarneuron. Jika terjadi gangguan pada neurotransmiter, neuron akan bereaksi abnormal.

Fungsional kompensasi terjadi pada saat seseorang menua, plastisitas otak akan menurun. Namun, tidak semua orang tua menunjukkan kinerja lebih rendah. Bahkan, beberapa orang mencapai kinerja lebih baik dibandingkan dengan yang lebih muda. Studi terbaru menunjukkan, otak mencapai solusi fungsional melalui aktivasi jalur saraf alternatif, yang paling sering mengaktifkan daerah di kedua belahan otak.

Kaitan Berpuasa Dengan Kinerja Fungsi Otak 


Berpuasa pada bulan Ramadhan bagi kaum Muslim bukan hanya menahan dahaga dan lapar mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Lebih dari itu puasa adalah latihan psikis, mental, dan fisik biologis. Secara psikis orang yang menjalankan puasa akan memiliki jiwa dan perilaku sehat. Menjauhkan pikiran dan perbuatan dari hal-hal yang bisa mencederai hakikat berpuasa. Dengan demikian bisa menjadi manusia berakhlak mulia.

Secara biologis, puasa diharapkan bermanfaat bagi kesehatan. Selama puasa tubuh mengalami proses metabolisme. Makanan dicerna sekitar 8 jam Rinciannya 4 jam makanan disiapkan dengan keasaman tertentu dengan bantuan asam lambung. Selanjutnya dikirim ke usus 4 jam kemudian makanan diubah menjadi sari makanan di usus kecil. Kemudian diabsorpsi oleh pembuluh darah dan dikirim ke seluruh tubuh. Waktu sisa 6 jam sebelum berbuka merupakan waktu bagi sistem pencernaan untuk beristirahat.

Puasa juga merupakan aktivitas fisik dan biologis untuk mengatur dan memperbaiki metabolisme tubuh. Puasa mengajarkan dan melatih tubuh berdisiplin untuk makan dan minum secara tidak berlebihan serta mengatur kuantitas dan kualitas makanan yang dikonsumsi. Menurut penelitian berpuasa dapat menyehatkan tubuh karena makanan berkaitan erat dengan proses metabolisme tubuh.

Saat berpuasa ada fase istirahat setelah fase pencernaan normal yaitu 6 hingga 8 jam. Pada fase itu terjadi degradasi dari lemak dan glukosa darah. Selain itu terjadi peningkatan high density lipoprotein (HDL) dan apoprotein alfa 1 serta penurunan low density lipoprotein (LDL) yang sangat bermanfaat bagi kesehatan jantung dan pembuluh darah. HDL berefek baik bagi kardiovaskular dan LDL berefek negatif bagi kesehatan pembuluh darah.

Secara psikologis puasa menimbulkan suasana batin tenang, teduh, dan tidak dipenuhi rasa amarah sehingga menurunkan adrenalin. Saat marah terjadi peningkatan adrenalin 20-30 kali lipat. Adrenalin akan memperkecil kontraksi otot empedu, menyempitkan pembuluh darah perifer, meluaskan pembuluh darah koroner, meningkatkan tekanan darah arterial, serta menambah volume darah ke jantung dan jumlah detak jantung.

Adrenalin menambah pembentukan kolesterol dari LDL. Berbagai hal tersebut dapat meningkatkan risiko penyakit pembuluh darah, jantung, dan otak sehingga timbul gangguan jantung koroner, stroke dan lain-lain. Penelitian endokrinologi menunjukkan, pola makan saat puasa yang bersifat rotatif menjadi beban dalam akumulasi makanan di dalam tubuh.

Keadaan ini mengakibatkan pengeluaran hormon sistem pencernaan, seperti amilase, pankrease, dan insulin, dalam jumlah besar sehingga bisa meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan tubuh. Dengan demikian, puasa bermanfaat menurunkan kadar gula darah dan kolesterol serta mengendalikan tekanan darah.

Saat seseorang melaksanakan puasa selama sebulan, plastisitas, neurogenesis, dan fungsional kompensasi jaringan otak akan diperbarui. Dengan demikian, akan terbentuk networking atau rute jaringan baru di dalam otak, yang akan membentuk pribadi dan manusia yang berpikiran sempurna. Pada hakikatnya puasa bermanfaat meningkatkan daya ingat mengurangi kematian sel-sel saraf. Bahkan dalam tingkatan tertentu bisa meregenerasi sel-sel saraf otak.