Belajarlah Budaya Malu Dari Pemimpin Negara Lain
lima kegagalan tokoh yang menimbulkan rasa malu bagi dirinya, karena sudah merugikan masyarakat luas. Sehingga orang tersebut mengundurkan diri dari jabatan atau pekerjaannya tersebut.
3 min read
![]() |
Rasa Malu |
Bicara tentang Budaya Malu atau rasa malu di dunia ini. Mungkin sebagian dari sobat rancax berpendapat budaya timurlah yang lebih kental memiliki rasa malu, dibandingkan orang dengan budaya barat. Memang sering kita dengar ungkapan seperti itu di tengah-tengah masyarakat. Bahkan ada yang mengatakan "malulah sedikit jangan tiru budaya barat" begitu ucapan yang sering kita dengar dari nasehat orang tua kebanyakan.
Sebetulnyaa malu itu bukanlah karna faktor budaya saja. Tetapi lebih kepada kepribadian yang di miliki seseorang. Malu adalah satu kata yang mencakup perbuatan menjauhi segala apa yang dibenci. Imam Ibnul Qayyim rahimahullâh berkata, “Malu berasal dari kata hayaah (hidup), dan ada yang berpendapat bahwa malu berasal dari kata al-hayaa (hujan), tetapi makna ini tidak masyhûr.
Hidup dan matinya hati seseorang sangat mempengaruhi sifat malu orang tersebut. Begitu pula dengan hilangnya rasa malu, dipengaruhi oleh kadar kematian hati dan ruh seseorang. Sehingga setiap kali hati hidup, pada saat itu pula rasa malu menjadi lebih sempurna.
Al-Junaid rahimahullâh berkata, “Rasa malu yaitu melihat kenikmatan dan keteledoran sehingga menimbulkan suatu kondisi yang disebut dengan malu. Hakikat malu ialah sikap yang memotivasi untuk meninggalkan keburukan dan mencegah sikap menyia-nyiakan hak pemiliknya.
Timbulnya rasa malu di tengah masyarakat di sebabkan oleh berbagai faktor. Contohnya malu dalam masalah yang ditimbulkan karena kesenjangan ekonomi dan malu dalam hubungan sosial bergaul, serta malu dalam kegagalan. Jika kita bercermin kepada budaya kita di indonesia, sepertinya rasa malu yang ada hanya tersisa dua faktor saja.
Yaitu rasa malu dalam masalah kesenjangan ekonomi, serta rasa malu dalam hubungan sosial di masyarakat yang menjadi cikal bakal terciptakan "saling menghargai". Sedangkan untuk rasa malu dalam kegagalan sepertinya jarang dimiliki oleh masyarakat kita.
Masyarakat kita lebih tebal muka jika merasa gagal dalam pekerjaanya apalagi kegagalan itu menyangkut hidup orang banyak. Sepertinya tidak ada malu sedikitpun atas kerugian yang di timbulkan oleh kegagalanya. Jika kita berkaca pada negara lain justru rasa malu terhadap kegagalan yang menimbulkan kerugian bagi orang banyak inilah yang sangat kental.
Sebagai referensi untuk sobat rancax, berikut ada lima kegagalan tokoh yang menimbulkan rasa malu bagi dirinya, karena sudah merugikan masyarakat luas. Sehingga orang tersebut mengundurkan diri dari jabatan atau pekerjaannya tersebut.
Lima Tokoh Yang Menggundurkan diri Karena Malu Atas Kegagalan Memimpin
1. Yukio HatoYama
Yukio HatoYama adalah perdana mentri jepang yang mengundurkan dirinya karena malu telah gagal memenuhi janji kampanyenya untuk memindahkan pangkalan militer amerika dari okinawa. Yukio HatoYama menjabat sebagai perdana menteri mulai 16 September 2009 menggantikan Taro Aso. Ia berasal dari Partai Demokratik Jepang yang mengakhiri kekuasaan dari Partai Demokratik Liberal. Pada 2 Juni 2010.
2. George Papandreou
George Papandreou merupakan perdana mentri yunani. Dia mengundurkan diri sebagai perdanamentri karena malu telah gagal mengantisipasi krisis berkepanjangan yang terjadi di yunani.
3. Lee Chih-Kung
Lee Chih-Kung adalah mentri ekonomi di taiwan. Dia mengundurkan diri jadi mentri ekonomi karena gagal dan malu telah terjadi kerusakan pabrik gas alam yang menyebabkan pemadaman listrik masal di taiwan.
4. Naoto Kan
Naoto Kan adalah perdana mentri jepang. Dia mengundurkan diri menjadi perdana mentri di jepang karena malu telah gagal memperbaiki jepang setelah Tsunami.
5. Choi Joong Kyung
Choi Joong Kyung adalah mentri ekonomi korea selatan. Dia mengundurkan diri jadi mentri ekonomi karena malu telah terjadi pemadaman listrik masal yang menyebabkan kemarahan masyarakat.
Melihat tindakan super dari beberapa tokoh di atas ternyata rasa malu terhadap kegagalan yang menyebabkan kerugian bagi orang banyak sangat kental bagi mereka. Jika kita bandingkan dengan kondisi negara kita saat ini, ternyata rasa malu atas kegagalan memimpin justru tidak ada sama sekali. Jangankan untuk mengundurkan diri, meminta maaf saja tidak.
Bisa kita lihat dari berbagai kasus di media masa pejabat pemerintah yang gagal justru lebih sering menyalahkan orang lain. Mereka tebal muka dan selalu mencari pembenaran atas kegagalan yang dia lakukan. Jadi ungkapan yang menyatakan orang timur rasa malunya lebih tinggi terutama bangsa kita ternyata sudah terbantahkan.
Rasa malu yang masih melekat pada budaya kita hanya rasa malu dan minder karena kesenjangan ekonomi serta rasa malu dalam hubungan sosial saja. Inipun sekarang sudah mulai pudar rasa malu dalam hubungan sosial makin terkikis dengan semakin berkurangnya rasa saling menghargai dan menghormati orang lain. Fakta bisa kita lihat di berbagai media sosial tak ada malunya orang-orang memaki orang lain seenaknya.
Post a Comment