Penyakit Masyarakat Urban Yang Mustahil Untuk Bisa Sembuh.

Lima jenis penyakit masyarakat yang mustahil untuk di sembuhkan
Penyakit Masyarakat Urban Yang Mustahil Untuk Bisa Sembuh.
Human

Kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat di dunia penuh dengan keberagaman dan perbedaan. Begitu pula di negara tercinta ini keragaman dan kemajemukan sudah menjadi nilai plus bagi bangsa kita. Namun kemajemukan ini tentu butuh kerja extra untuk menjaganya supaya tetap berada pada nilai-nilai positif.

Kehidupan majemuk banyak juga permasalahan sosial yang terjadi yang harus di hadapi setiap waktu. Lebih sering kita sebut dengan penyakit masyarakat, yang sudah mewabah dan makin akut dari masa ke masa. Penyakit masyarakat ini menyerang tak pandang bulu. Tak perduli strata sosialnya jika lengah langsung terjangkit virus penyakit masyarakat.

Berikut ada lima jenis penyakit masyarakat yang mustahil untuk di sembuhkan. Walaupun penangananya sudah di lakukan oleh aparat penegak hukum. Namun terjadi lagi, lagi dan lagi malahan sepertinya sudah menjangkit secara masal. Apa sajakah itu yuk mari di simak.

Penyakit Masyarakat Yang Susah Disembuhkan.


1. Gembel Dan Pengemis.


Kemiskinan sepertinya tidak akan punah di dunia ini. Sebab tingkat ekonomi masyarakat dunia tentu berbeda-beda tergantung cara berusaha dan nasip mereka masing-masing. Tapi kemiskinan bisa kok di minimalisasi, caranya tak lepas dari peran penting dari pola kepemimpinan negara tersebut. Apakah bekerja dengan baik demi mensejahterakan rakyatnya. Atau bekerja hanya untuk kepentingan kelompoknya, arti lain yaitu partainya.

Di negara kita kemiskinan sepertinya memang susah untuk di minimalisasi. Mulai dari peran pemerintah yang terkesan main-main. Sampai watak dan kebiasaan dari masyarakat itu sendiri yang malas. Sering kita lihat dimedia masa berita-berita gembel dan penggemis yang tertangkap razia oleh aparat keamanan.

Penertipan yang di lakukan aparat seolah tidak membuat jera para gepeng (gembel dan pengemis). Setelah razia penertipan selesai di lakukan, tak lama kemudian akan menjamur lagi. Yang paling parah itu ketika menyambut hari besar nasional seperti bulan puasa dan hari besar lainya. Menurut pencatatan data BPS bulan Maret 2017 saja,jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 27,77 juta orang (10,64 persen).

Bertambah sebesar 6,90 ribu orang dibandingkan dengan kondisi September 2016 yang sebesar 27,76 juta orang (10,70 persen). Menyedihkan bukan makin hari kemiskinan makin parah bukan malah makin berkurang. Padahal negara kita di juluki negara yang gemah ripah lojinawi, negara yang subur dan kaya namun faktanya bertolak belakang begitu banyak gembel dan pengemis berseliweran di kota-kota.

2. Peredaran Narkotika.


Penyakit masyarakat yang berada pada urutan kedua yaitu peredaran narkotika. Bukan rahasia umum lagi bahwa peredaran narkotika ikut menjamur di negara kita. Banyaknya muda mudi yang terjerus salah pergaulan, seolah membut negara kita menjadi peluang target pasar dari peredaran narkoba.

Narkotika menjangkit tak pandang bulu tak mengenal strata sosial. Narkotika melanda semua kalangan yang terjerumus kedalam pergaulan yang salah. Sudah banyak sekali contoh publik figur dan masyarakat biasa yang terjangkit virus narkotika. Tak hanya itu penangkapan oleh aparat hukum terhadap bandar narkobapun tiap hari menghiasi layar kaca kita. Tapi ini tidak membuat jera para pelaku peredaran narkotika.

Menurut deputi pencegahan badan narkotika nasional BNN yang di muat di halaman detikcom. Pengguna narkoba di Indonesia tercatat sebanyak 5,1 juta jiwa. Setiap tahun, sekitar 15 ribu jiwa melayang karena menggunakan narkoba. Pengguna narkoba paling banyak berada di usia produktif 24-30 tahun. Dalam informasi Datin, pusat data dan informasi kementrian kesehatan RI. Peningkatan peredaran dan pengguna narkoba yang melanda dunia juga berimbas ketanah air.

3. Tingkat Kriminalitas.


Penyakit masyarakat yang ketiga yaitu kriminalitas yang selalu ada dan terulang lagi. Kriminalitas sepertinya tidak akan pernah hilang di dunia ini. Selama masih ada manusia yang hidup dan kesenjangan sosial yang terjadi kriminalitas akan tetap ada. Tak terkecuali di negara kita ini tingkat kriminalitas cukup memprihatinkan.

Kriminalitas yang terjadi di tengah masyarakat berbeda-beda modus dan bentuknya. Mulai dari kekerasan di sekolah, rumah tangga, perampokan besar hingga korupsi yang pelakunya tak lain oknum pemerintah itu sendiri. Tingginya tingkat kriminalitas biasanya berhubungan erat dengan kesenjangan sosial di masyarakat.

Penegakan hukum terhadap tindakan kriminalitas juga sudah di usahakan dengan baik oleh para aparat hukum. Tapi sayangnya tidak membuat jera para pelaku tersebut. Misalnya banyak contoh yang bisa kita lihat ada orang yang keluar masuk penjara karna tindakan kriminal yang dia lakukan. Berarti penjara tidak membuat dia jera dengan kesalahanya. Kriminalitas memang tidak akan pernah hilang, selama ada kesempatan maka waspadalah seperti kata bang napi.

4. Human Trafficking.


Penyakit masyarakat yang keempat yaitu human trafficking (perdagangan manusia). Human trafficking memang sering sekali terjadi tak hanya di dunia tapi di indonesiapun masalah ini sudah menjadi problem klasik. Modul-modus yang di lancarkan oleh pelaku human trafficking biasanya di tujukan pada masyarakat menengah kebawah. Kemiskinan yang menjadi penyebab utama terjadinya human trafficking.

Contoh kongkrit yang bisa kita lihat di tengah masyarakat yaitu protitusi. Pelacuran merupakan salah satu bentuk human trafficking yang paling sering terjadi. Bukan rahasia umum lagi perempuan menjadi korban utama human trafficking yang sering terjadi. Maraknya human trafficking sangat erat kaitanya dengan dunia malam. Gemerlap dunia malam menyimpan kepiluan bagi sebagian orang.

Tidak cuma secara sembunyi-sembunyi disosial mediapun human trafficking juga menjamur terang-terangan. Sering sekali aparat penegak hukum menertipkanya tapi terulang dan terjadi lagi. Human trafficking sepertinya sudah menjadi penyakit masyarakat yang sudah tidak bisa di sembuhkan lagi. Kecuali kesadaran dari masyarakat itu sendiri untuk kembali kepada norma dan aturan agama masing-masing. Karena setiap agama pasti mengajarkan tentang kebaikan.

5. Kesadaran Sosial.


Dari keempat poin diatas penyakit masyarakat yang terjadi di tengah tengah kita tidak terlepas dari kesadaran masing-masing orang. Sifat cuek dan tak perduli dengan lingkungan membuat semakin tumbuh suburnya virus yang bernama penyakit masyarakat. Tak bisa di pungkiri lagi contoh saja di kota besar kesadaran sosial dari masyarakat sangat minim.

Masyarakat kota yang notabene adalah masyarakat urban yang moderen. Kehidupanya cendrung mementingkan diri sendiri egois. Bahkan sama tetangga saja terkadang mereka tidak saling mengenal. Kesadaran sosial inilah yang menjadi peluang besar suburnya virus penyakit masyarakat di perkotaan.

Dalam hal ini tentu peran penting pemerintah dalam penegakan hukum juga harus lebih di tingkatkan lagi. Penertipan yang di lakukan oleh pemerintah hendaklah di barengi dengan solusinyata. Supaya para korban dan pelaku tidak terjerumus kembali pada perbuatan yang sama. Kesadaran masyarakatpun juga harus di bentuk di berikan edukasi untuk mengawasi lingkungan sekitar demi meminimalisir terjadinya hal-hal buruk yang kita sebut penyakit masyarakat.