Bagai Selembar Daun Kering

Aku tak mau menangisi, namun air mata tetap mengalir
Bagai Selembar Daun Kering
Syair

Aku tak mau menangisi, namun air mata tetap mengalir, terlalu sulit menyembunyikan raut kesedihan ini. Berusaha untuk slalu jujur, terkadang di anggap salah, namun hanya bisa mengelus dada, begitulah kenyataanya.

Bunga cinta yang tumbuh tak mampu bertahan lama, karna musim semi yg tak kunjung datang, kini yang tinggal hanya kelopak-kelopak layu dan kering bersama hancurnya mahligai cinta.

Malam ini ku sapa hatiku namun sang hati bertanya dimanakah cintamu....??

Aku hanya bisa terdiam tanpa menjawab sepatah katapun, aku memang bagai selembar daun kering yang ditiup angin jatuh tak berdaya.

Malu itulah yang aku simpan malu pada diriku, jalan cinta yangku lewati terasa suram, aku bingung di persimpangan hati. Hanya kidung di malam sepi, kembali ku goreskan tinta tuk lara hati.

Aku berharap kelak nanti temukan pelangi yang ku cari, tuk warnai hidup ini.